Kabupaten Buton Utara adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Ibukotanya adalah Buranga. Kabupaten yang juga dikenal sebagai Kabupaten Butur ini terletak di Pulau Buton yang merupakan pulau terbesar di luar pulau induk Kepulauan Sulawesi, yang menjadikannya pulau ke-130 terbesar di dunia. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 pada tanggal 2 Januari 2007. Buton Utara merupakan kawasan yang kaya sumberdaya alam. Buton Utara memiliki banyak potensi bahan tambang (aspal, minyak
bumi, emas dan konon uranium), hasil hutan (jati, damar dan rotan), hasil laut serta kawasan perkebunan yang subur.
Kabupaten Buton Utara adalah 1 dari 16 usulan pemekaran kabupaten/kota yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 8 Desember 2006.
Ke-16 kabupaten/kota tersebut adalah:
Kabupaten Bandung Barat,
Kabupaten Gorontalo Utara,
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara,
Kabupaten Minahasa Tenggara,
Kota Subulussalam,
Kabupaten Pidie Jaya,
Kabupaten Kayong Utara,
Kabupaten Sumba Barat Daya,
Kabupaten Konawe Utara,
Kabupaten Buton Utara,
Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro,
Kabupaten Empat Lawang,
Kabupaten Batubara,
Kabupaten Nagekeo,
Kabupaten Sumba Tengah dan
Kota Kotamobagu
Sejarah Singkat
Menurut sejarah, Kulisusu/Kolencusu/Kalingsusu merupakan salah satu dari empat benteng pertahanan Barata Patapalena (cadik penjaga keseimbangan perahu negara) di masa Kesultanan Buton. Barata Kulisusu bersama-sama dengan Barata Muna, Barata Tiworo dan Barata Kaledupa merupakan pintu-pintu pertama pertahanan sebelum musuh masuk ke dalam wilayah pusat kekuasaan di Bau-Bau. Oleh karena itu itu mereka memiliki peran yang cukup penting dalam menjaga keselamatan negara. Mereka juga diberi hak otonom untuk mengatur sendiri daerahnya termasuk memiliki tentara sendiri namun dengan batasan-batasan pengaturan yang sudah digariskan oleh pemerintahan pusat yang ada di Baubau. LIPU TINADEAKONO SARA, bahwa berdasarkan sejarah Buton Utara adalah negeri yang didirikan dan dibangun oleh SARA. Dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 Tanggal 2 Januari 2007 Tentang Pembentukan Kabupaten Buton Utara Di Provinsi Sulawesi Tenggara yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Muna, maka pembagian wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Buton Utara meliputi 6 kecamatan, yaitu Kecamatan Bonegunu, Kambowa, Wakorumba, Kulisusu, Kulisusu Barat dan Kecamatan Kulisusu Utara.
Lokasi Kabupaten Buton Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara
-------------------
Keadaan Wilayah
Geografi
Kabupaten Buton Utara dengan luas wilayah 1.923,03 km² (belum termasuk wilayah perairan), terletrak di jazirah Sulawesi Tenggara meliputi bagian Utara Pulau Buton dan gugusan pulau-pulau di sekitarnya; secara adminiistratif terdiri dari 6 kecamatan dan 59 desa/kelurahan/UPT. Ditinjau dari letak geografisnya Kabupaten Buton Utara terletak pada 4,6 LS – 5,15 LS serta membujur dari Barat ke Timur antara 122,59 BT – 123,15 BT, dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Wawonii
Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Buton
Sebelah Barat berbatasan dengan selat Buton dan Kabupaten Muna
Topografi
Kabupaten Buton Utara merupakan dataran rendah dan sebahagian berbukit dengan keadaan tanah yang sangat subur terutama yang terletak pada pesisir pantai sangat cocok untuk pertanian baik tanaman pangan maupun tanaman perkebunan. Kabupaten Buton Utara bagian utara terdiri dari barisan pegunungan dan sedikit melengkung ke arah utara dan mendatar ke arah selatan dengan ketinggian rata-rata antara 300 – 800 meter di atas permukaan laut, sedangkan bagian timur sepanjang arah pegunungan merupakan daerah berbukit-bukit dan mendatar ke arah pantai timur dengan luas bervariasti. Dataran rendah yang cukup luas yaitu Cekungan Lambale < 29.000 ha sejajar dengan Sungai Lambale dan Sungai Langkumbe.
Luas Wilayah
Kabupaten Buton Utara yang terdiri dari 2 matra darat dan matra laut. Luas wilayah daratan seluas 1.923,03 km² dan luas perairan sekitar 2.500 km². Pembagian luas wilayah daratan menurut kecamatan masing-masing:
Kecamatan Bonegunu: 491,44 km² (25,56%)
Kecamatan Kambowa : 303,44 km² (15,78%)
Kecamatan Wakorumba : 245,26 km² (12,75%)
Kecamatan Kulisusu : 172,78 km² (8,98%)
Kecamatan Kulisusu Barat : 370,47 km² (19,26%)
Kecamatan Kulisusu Utara : 339,64 km² (17,66%)
Pemerintahan
Bupati Kabupaten Buton Utara adalah Ir. H. M. Ridwan Zakaria, M.si dan Wakil Bupatinya adalah Harmin Hari, SP, M.Si.
Wilayah Administrasi
Wilayah Administrasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Buton Utara terdiri dari enam kecamatan, yakni:
Kecamatan Bonegunu
Kecamatan Kambowa
Kecamatan Kulisusu
Kecamatan Kulisusu Barat
Kecamatan Kulisusu Utara
Kecamatan Wakorumba
Arti Lambang
Keterangan Warna
Ungu: Ketenangan dan kesehatan
Putih: Kesucian, Keluhuran dan Kejujuran
Merah: Keberanian
Kuning: Keagungan, Kejayaan dan Kemuliaan
Hijau: Kesejukan,Kesuburan dan Kedamaian
Biru: Kesegaran
Coklat: Kesabaran, Penopang dan Kedekatan dengan Lingkungan serta tradisi dan kebudayaan
Keterangan Gambar
Perisai melambangkan selalu ingin mempertahankan kebenaran dan harapan masa depan yang cerah. Dengan lima sudut yang terdapat pada perisai menggambarkan konsistensi mempertahankan Pancasila.
Telur berbentuk bulat lonjong memberi makna adanya gagasan, ide atau cita-cita yang indah, yang kelak menetas menjadi suatu kesejahteraan hidup rakyat Buton Utara. Padi dan kapas yang mengandung makna kemakmuran dan kesejahteraan seperti pada Pancasila. Terdapat 17 (tujuh belas) butir menggambarkan kemerdekaan Indonesia dan bunga kapas berjumlah 8 (delapan) menggambarkan kemerdekaan Indonesia pada bulan 8. Kerang raksasa adalah lambang kebesaran masyarakat Buton Utara dan diyakini bahwa setiap orang yang berkunjung ke Buton Utara belum sampai di Buton Utara sebelum dapat menyentuh kerang tersebut. Kerang raksasa (Tridacna gigas) disamping symbol kebesaran juga secara hukum dan ilmiah merupakan hewan yang dilindungi serta menghasilkan mutiara. Bermakna bahwa kekayaan sumber daya alam harus dilestarikan, juga kerang bersifat mengfilter/menyaring bermakna bahwa masyarakat Buton Utara selalu selektif dan berhati-hati dalam segala perbuatannya. Benteng adalah lambang pertahanan dan keamanan mempertahankan harkat dan martabat kemanusiaan dan moral, mempertahankan jati diri terhadap pengaruh negatif dari luar, dan keamanan harus terjamin agar pembangunan dapat berjalan dinamis, menjaga/melestarikan kekayaan alam di darat dan di laut. Tidak semua daerah mempunyai benteng karena itu pencitraan atau karakter ini harus dipertahankan. Gunung dengan tiga puncak yang saling berhubungan menggambarkan bahwa filosofi dasar masyarakat Buton Utara ada tiga prinsip yakni Bolimo karo somanamo lipu, Bolimo lipu somanamo sara, dan Bolimo sara somanamo adati agama. Dalam kandungan gunung pasti mengandung kekayaan alam lainnya. Pita mempunyai makna keinginan masyarakat Buton Utara untuk menyerap, merekam dan memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi. Rantai mempunyai makna adanya pengakuan persatuan dan kesatuan dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika. Rantai mempunyai makna adanya kebersamaan, persatuan dalam wilayah Kabupaten Buton Utara. Terdapat enam rantai yang saling berkaitan menggambarkan bahwa diawal pemekaran Buton Utara 6 wilayah kecamatan yang bersatu padu. Riak ombak terdapat 2 gelombang dan setiap gelombang terdapat 7 riak, menunjukkan bahwa Buton Utara mekar pada tanggal 2 tahun 2007. Riak ombak menggambarkan kekayaan alam pada matra laut beserta segala isinya. Buku yang terbuka melambangkan keinginan masyarakat untuk siap meraih prestasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi serta iman dan taqwa secara terus menerus dengan meningkatkan sumber daya manusia. Perahu, terdapat satu perahu bahwa Buton Utara mekar pada bulan 1 (Januari) dan dimana pun kita berada kita tetap tidak kehilangan identitas sebagai bangsa. Bintang mengandung makna global, jika dikaitkan dengan cita-cita yang tinggi “gantungkan cita-cita setinggi bintang di langit”. Bintang yaitu lambang keagamaan, sehingga selaras dengan filosofi “ adat bersendikan sara, sara bersendikan kitabullah”.
Tulisan LIPU TINADEAKONO SARA, bahwa berdasarkan sejarah Buton Utara adalah negeri yang didirikan dan dibangun oleh SARA. ( id.wikipedia)